Posting pertama ni sobat fisika :), sesuai dengan judul saya akan memberikan gambaran penerapan fisika dalam permainan sepak bola.
Banyak orang yang mengira untuk apa sih belajar fisika terlalu rumit, itulah memang kehebatan fisika kalau kita perhatikan banyak sekali penerapan-penerapan aplikasi fisika dalam kehidupan kita tapi kita malah tidak menyadarinya contohnya aja sepak bola. Apa
yang dilakukan pemain-pemain sepak bola sangat erat kaitannya dengan
fisika. Sebut saja ketika melakukan tendangan bola ke gawang, ia dapat
mengatur kecepatan dan sudut elevasi bola secara baik. Terlalu besar
sudut elevasi dan kecepatannya, bola akan melewati mistar. Sebaliknya
jika sudut elevasi dan kecepatan terlalu kecil, bola tidak akan sampai
ke gawang.
Perlu kita ketahui ni sobat fisika, sebenarnya pemain sepak bola bisa diapresiasikan sebagai
ahli fisika di lapangan hijau. Karena, setiap pemain bola sebisa mungkin
harus mampu mengukur dengan tepat berapa besar gaya yang harus
diberikan dan ke mana arah bola harus ditendang. Ujung-ujungnya
kecepatan bola menjadi sangat kencang dan akurat. Dan sepak bola
sebenarnya adalah permainan fisika. Kita akan menikmati mengapa lintasan
bola berbentuk parabola, bagaimana tendangan pisang, dan mengapa
seorang penjaga gawang sangat susah menahan tendangan penalti.
Intinya
seorang pemain profesional kala dilengkapi dengan ilmu fisika akan dapat
memperbaiki skill dan kemampuannya serta mampu menerapkan ilmu fisikanya, misal ni seorang kiper menendang bolanya keatas dengan lintasan para bola, tanpa
gravitasi, bola akan bergerak lurus ke atas. Gravitasilah yang menarik
bola turun. Semakin besar gravitasi semakin cepat bola jatuh ke tanah.
Bandingkan dengan di Bulan. Dengan tingkat gravitasi yang lebih kecil,
lintasan bola yang ditendang-misalnya-oleh seorang astronout akan
menjadi lebih jauh, dibandingkan kala ia menendang sebuah bola di Bumi. Buat
sedikit bocoran ya, kita ingin kan punya tendangan yang keras dan jauh?
Untuk melakukan hal itu, seorang pemain sepak bola harus menendang bola
sekeras mungkin dengan sudut elevasi 45 derajat.
1. Tendangan Pisang
Kita
tentu masih ingat gol-gol manis David Beckham melalui tendangan
bebasnya, yang dilakukan sekitar 30 meter di depan gawang. Beckham
menendang bola dengan kecepatan sekitar 120 km per jam, bola melambung
sekitar 1 meter melewati kepala para pagar betis itu dan secara
tiba-tiba bola membelok serta masuk ke gawang lawan .
Bagaimana David Beckham melakukan ini?
Seorang pengamat sepak bola Keith Hanna mengatakan bahwa Beckham melakukan ini karena otaknya yang genius dapat memproses perhitungan fisika yang kompleks secara cepat sekali. Peneliti lain dari Universitas Sheffield, Inggris, mengatakan hal yang sama, “…Beckham was applying some very sophisticated physics.”
Bagaimana David Beckham melakukan ini?
Seorang pengamat sepak bola Keith Hanna mengatakan bahwa Beckham melakukan ini karena otaknya yang genius dapat memproses perhitungan fisika yang kompleks secara cepat sekali. Peneliti lain dari Universitas Sheffield, Inggris, mengatakan hal yang sama, “…Beckham was applying some very sophisticated physics.”
Lintasan bola yang menyerupai bentuk pisang ini sudah lama menjadi perhatian para peneliti. Gustav
Magnus tahun 1852 pernah meneliti kasus sebuah bola yang bergerak
sambil berotasi. Gerakan bola ini menimbulkan aliran udara.
Akibat rotasi bola, aliran udara yang searah dengan arah rotasi bola (A)
bergerak relatif lebih cepat dibandingkan aliran udara pada sisi bola
yang lain ( B ). Menurut Bernoulli, semakin cepat udara mengalir,
semakin kecil tekanannya. Akibatnya, tekanan di B lebih besar
dibandingkan tekanan di A. Perbedaan tekanan ini menimbulkan gaya yang
membelokkan bola ke arah A. Membeloknya bola akibat perbedaan tekanan
udara ini sering disebut efek magnus untuk menghormati Gustav Magnus.
Pada
tendangan bebas bola yang bergerak dengan kecepatan 110 km per jam dan
berotasi dengan 10 putaran tiap detiknya dapat menyimpang/membelok lebih
dari 4 meter, cukup membuat penjaga gawang kebingungan. Yang juga
membuat tendangan Beckham lebih spektakuler adalah efek lengkungan tajam
di dekat akhir lintasan bola. Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah
yang membuat kiper-kiper terperangah karena bola berbelok begitu cepat
dengan tiba-tiba. Apa yang menyebabkan ini?
Peneliti Inggris, Peter Bearman, mengatakan bahwa efek magnus akan mengecil jika kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Jadi untuk mendapat efek magnus yang besar, seorang harus membuat bola berputar sangat cepat, tetapi kecepatannya tidak boleh terlalu cepat. Ketika Beckham menendang bola secara keras dengan sisi sepatunya sehingga bola dapat berotasi cepat sekali, bola melambung dan mulai membelok akibat adanya efek magnus. Gesekan bola dengan udara akan memperlambat gerakan bola (kecepatan bola berkurang). Jika rotasi bola tidak banyak berubah, pengurangan kecepatan dapat menyebabkan efek magnus bertambah besar, akibatnya bola melengkung lebih tajam, masuk gawang, membuat penonton terpesona dan berdecak kagum.
Peneliti Inggris, Peter Bearman, mengatakan bahwa efek magnus akan mengecil jika kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Jadi untuk mendapat efek magnus yang besar, seorang harus membuat bola berputar sangat cepat, tetapi kecepatannya tidak boleh terlalu cepat. Ketika Beckham menendang bola secara keras dengan sisi sepatunya sehingga bola dapat berotasi cepat sekali, bola melambung dan mulai membelok akibat adanya efek magnus. Gesekan bola dengan udara akan memperlambat gerakan bola (kecepatan bola berkurang). Jika rotasi bola tidak banyak berubah, pengurangan kecepatan dapat menyebabkan efek magnus bertambah besar, akibatnya bola melengkung lebih tajam, masuk gawang, membuat penonton terpesona dan berdecak kagum.
2. Menyundul
Menyundul merupakan bagian penting dalam sepakbola. Banyak gol tercipta melalui sundulan kepala. Menyundul bola membutuhkan koordinasi yang baik dari kepala, badan, serta pengetahuan tentang kecepatan bola dan arah sundulan.
Ada 2 posisi menyundul bola: 1) ditempat dengan melompat vertikal 2) berlari sambil melompat menyambut bola. Pada posisi 2, bola akan bergerak lebih cepat karena mendapat tambahan momentum dari gerakan kita. Besarnya momentum yang diterima bola sangat tergantung pada ke elastisan bola dan kekuatan otot tulang belakang ketika kita menyundul bola. Untuk membuat sundulan sekuat mungkin, kepala harus ditarik kebelakang sebanyak mungkin (badan melengkung), paha ditarik kebelakang dan lutut bengkok (Gb. 4). Pada posisi ini terjadi keseimbangan aksi-reaksi, pemain tidak terpelanting atau terputar dan kepala siap memberikan sundulan kuat ke bola. Saat bola menyentuh kepala, tubuh harus setegar mungkin agar lebih banyak energi dapat diberikan ke bola (gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan menyerap energi kita dan dapat mengurangi energi yang diberikan pada bola).
Waktu
sentuh kepala dengan bola (23 milidetik) yang relatif lebih lama
dibandingkan waktu sentuh kaki ketika ia menendang bola (8 milidetik),
memungkinkan kita untuk mengarahkan bola secara akurat ke arah yang kita
inginkan.
Orang botak sering mendapat keuntungan dalam menyundul
bola (rambut gondrong akan menyerap sebagian energi bola sehingga bola
yang terpantul akan berkurang kecepatannya). Tetapi bukan berarti orang
gondrong tidak bisa menyundul keras.
3. Tendangan penalti
Tendangan penalti adalah tendangan yang sangat ditakuti oleh para penjaga gawang. Tendangan ini dilakukan pada jarak 11 meter dari gawang dan biasanya jarang gagal. Seorang pemain sepak bola profesional dapat menendang bola dengan kecepatan sekitar 30 meter per detik (108 km/jam). Dengan kecepatan ini, bola akan mencapai ujung kanan atas gawang dalam waktu 0,45 detik dan untuk ujung kanan bawah 0,38 detik.
Menurut perhitungan Sam Williamson, fisikawan di Center for Neural Science New York, waktu 0,38 detik tidak cukup untuk menangkap bola. Ketika bola ditendang, penjaga gawang akan bereaksi rata-rata setelah 0,3 detik. Begitu bereaksi, otak akan memberi perintah pada otot untuk bergerak, ini butuh waktu tambahan lebih dari 0,1 detik. Itu sebabnya sukar bagi penjaga gawang untuk menangkap bola yang bergerak cepat itu. Untuk melatih reaksi yang cepat dan tepat dibutuhkan latihan yang panjang dan pengalaman yang cukup. Itu sebabnya para kiper atau penjaga gawang dalam Piala Dunia ini rata-rata lebih tua dibandingkan pemain lainnya.
Agar
berhasil, penendang penalti harus memerhatikan arah angin, rotasi, dan
kecepatan bola. Bola yang berotasi terlalu cepat dapat menimbulkan efek
magnus dan turbulensi udara yang akan menyimpangkan bola. Menurut
penelitian, tendangan yang paling efektif adalah tendangan dengan
kekuatan 75 persen sampai 80 persen dari kekuatan maksimum (kecepatan
bola sekitar 80 km/jam). Pada kecepatan ini penjaga gawang sulit
menangkap bola dan kemungkinan terjadinya gol lebih besar dibandingkan
dengan tendangan dengan kekuatan penuh.
Bicara sepak bola dengan fisika sangat mengasyikkan dan tak ada habisnya. Gerakan parabola, tendangan pisang, menyundul, dan tendangan penalti yang kita bahas di atas hanya sebagian dari asyiknya fisika dalam sepak bola.
Di arena Piala Dunia 2010 yang lalu kita bisa menikmati lebih banyak lagi bagaimana asyiknya fisika diterapkan dalam sepak bola. Coba saja perhatikan bagaimana kiper Jerman memanfaatkan hukum pemantulan untuk menepis tendangan-tendangan maut dari para pemain lawan. Atau juga bagaimana Klose menggunakan konsep momentum, tumbukan, dan momentum sudut yang tepat untuk menggerakkan kepalanya dan menyundul bola ke gawang musuh. Lihat juga Christiano Ronaldo dengan menggunakan keseimbangan yang sempurna melakukan tendangan voli yang indah dan memasukkan bola ke gawang lawan.
Bicara sepak bola dengan fisika sangat mengasyikkan dan tak ada habisnya. Gerakan parabola, tendangan pisang, menyundul, dan tendangan penalti yang kita bahas di atas hanya sebagian dari asyiknya fisika dalam sepak bola.
Di arena Piala Dunia 2010 yang lalu kita bisa menikmati lebih banyak lagi bagaimana asyiknya fisika diterapkan dalam sepak bola. Coba saja perhatikan bagaimana kiper Jerman memanfaatkan hukum pemantulan untuk menepis tendangan-tendangan maut dari para pemain lawan. Atau juga bagaimana Klose menggunakan konsep momentum, tumbukan, dan momentum sudut yang tepat untuk menggerakkan kepalanya dan menyundul bola ke gawang musuh. Lihat juga Christiano Ronaldo dengan menggunakan keseimbangan yang sempurna melakukan tendangan voli yang indah dan memasukkan bola ke gawang lawan.
Jadi sobat fisika, untuk menjadi seorang pemain sepak bola yang hebat itu diperlukan pemahaman fisika yang kuat, intinya itu harus belajar fisika . . . .;)
Salam Fisika!
0 komentar:
Post a Comment
Pengunjung yang baik adalah pengunjung yang selalu meninggalkan jejak. Silakan berkomentar dengan sopan :D